Tugas Makalah
SEL PROKARIOTIK DAN SEL EUKARIOTIK
“SEL PROKARIOTIK DAN SEL EUKARIOTIK ”
F
Disusun
oleh :
ZULKARNAIN
A 221 10 027
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
TADULAKO
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel adalah unit terkecil dalam
organisme hidup, baik dalam dunia tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Sel terdiri
atas protoplasma, yaitu, isi sel yang terbungkus oleh suatu membran atau
selaput sel. Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan
yang memperluas indera manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru.
Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang secara
struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteri dan
arkhea; alga hijau biru yang memiliki sel prokariotik. Sedangkan protista,
tumbuhan, jamur dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik.
Sel Prokariotik. Kata prokariota (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani, pro
yang berarti “sebelum” dan karyon yang artinya “kernel” atau juga disebut
nukleus. Sel prokariotik tidak memiliki nukleus. Materi genetiknya (DNA)
terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleoid, tetapi tidak ada
membran yang memisahkan daerah nukleoid ini dengan bagian sel lainnya. Sedangkan sel eukariotik, eu berarti
“sebenarnya”dan karyon berarti nukleus. Eukariotik mengandung pengertian
memiliki nukleus sesungguhnya yang dibungkus oleh selubung nukleus.
Perbedaan struktur sel prokariotik dan sel eukariotik sangat penting untuk
diketahui, karena dapat digunakan untuk menentukan suatu makhluk hidup apakah
dia prokariot atau eukariot. Olehnya itu pengkajian lebih jauh tentang struktur
kedua jenis sel tersebut perlu dilakukan. Hal inilah yang melatar belakangi
penulisan makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan maslah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah perbedaan
struktur sel prokariotik dan sel eukariotik.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahhui perbedaan
struktur sel prokariotik dan sel eukariotik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sel
Prokariotik
Prokariotik meliputi archaebakteria
(bakteri purba) dan eubakteria (bakteri modern/bakteri sejati) yang
beranggotakan bakteri, mikoplasma dan alga hijau-biru. Ukuran sel prokariotik
berkisar antara 0,5 -3 mm. Struktur umum sel prokariotik yang diwakili oleh
bakteri berturut-turut mulai dari luar ke dalam adalah dinding sel, membran
sel, mesosom, sitoplasma, ribosom dan materi inti (DNA dan RNA).
Dinding sel
bakteri berfungsi untuk menahan tekanan osmotic sitoplasma, sehingga sel tidak
mudah pecah akibat masuknya air kedalam sel, dinding sel bakteri tersusun atas
peptidoglikan atau mukopepetida yang dapat dipergunakan sebagai dasar
penggolongan bakteri menjadi dua golongan , yaitu bakteri gram positif dan
bakteri gram negative. Pada bajteri gram positif, hamper 90% komponen dinding
selnya tersusun atas peptidoglikan, sedangkan pada bakteri gram negative
berkisar antara 5 – 20%.
Selaput sitoplasma atau membran sel bakteri berfungsi dalam seleksi dan
pengangkutan larutan ke dalam sel; berperan dalam transfer elektron dan
fosforilasi oksidatil; pada bakteri aerob berperan dalam pengeluaran enzim
hidrolitik; sebagai tempat enzim dan molekul pembawa yang berfungsi dalam
biosintesis DNA, polimer dinding sel dan lipid selaput.
Komponen
utama membran sel tersusun atas lipid dan protein atau lipoprotein. Membran sel
bakteri dan sianobakteri membentuk lipatan ke dalam yang dinamakan mesosom.
Pada beberapa bakteri, mesosom berperan dalam pembelahan sel. Sedangkan pada
sianobakteri, mesosom berfungsi sebagai kompleks fotosintetik yang mengadung
pigmen fotosintesis.
Di dalam
sitoplasma terdapat kurang lebih 20.000 - 30.000 ribosom yang tersusun atas RNA
dan protein. Ribosom merupakan tempat sintesis protein. Ribosom prokariotik
tersusun atas sub unit kecil dan sub unit besar yang berukuran 30 S dan 50 S
(Svedberg). Pada saat proses transaksi, kedua sub unit ini bersatu untuk
menjalankan fungsinya. Di dalam sitoplasma juga terdapat molekul protein dan
enzim yang digunakan dalam setiap reaksi kimia di dalam sitoplasma. Bakteri
juga menyimpan cadangan makanan di sitoplasma dalam bentuk granula-granula
tidak larut air. Materi genetik sel prokariotik membentuk suatu struktur yang
dinamakan nukleoid, merupakan kromosom tunggal. Antara materi inti dengan
sitoplasma tidak terdapat pembatas atau tidak memiliki membrane inti. Sel
prokariotik mengandung sejumlah kecil DNA dengan total panjang antara 0,25 mm
sampai 3 mm yang mampu mengkode 2000 – 3000 protein.
2.2 Sel Eukariotik
Sel eukariotik biasanya
merupakan penyusun struktur makhluk hidup multi seluler. Sel eukariotik
tersusun atas membrane sel, sitoplasma, nukleus, sentriol, retikulum
endoplasma, ribosom, komplek golgi, lisosom, badan mikro, mitrokondria,
mikrotubulus dan mikro filamen. Organelorganel di dalam sel memiliki peran yang
sangat penting bagi kelangsungan hidup sel tersebut. Setiap organel di dalam
sel memiliki fungsi yang berbeda - beda.
Berikut
ini akan diuraikan tentang struktur dan fungsi :
a. Membran Sel
Sel memiliki struktur khusus yang berfungsi untuk memisahkan isi sel dengan
lingkungan luarnya, struktur ini dinamakan membrane plasma atau membran sel.
Membran plasma ini memiliki ketebalan antara 5 sampai 10 nm (nanometer), oleh
karena itu hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Membran sel memiliki beberapa fungsi, antara
lain yaitu:
1) Sebagai pembungkus isi sel dan membentuk sistem endomembran di dalam sel, misalnya retikulum endoplasma, aparatus Golgi, dan lisosom.
1) Sebagai pembungkus isi sel dan membentuk sistem endomembran di dalam sel, misalnya retikulum endoplasma, aparatus Golgi, dan lisosom.
2) Menyediakan selaput atau penghalang yang bersifat selektif permeabel.
Membran sel berfungsi untuk menyaring masuknya zat-zat ke dalam sel sehingga
tidak semua zat dapat menembus membran sel.
3) Sebagai sarana transpor larutan dari dan ke dalam sel. Membran sel
berfungsi dalam membantu memasukkan dan mengeluarkan senyawa – senyawa tertentu
dari dan ke dalam sel.
4) Merespons terhadap sinyal dari luar. Pada membran sel terdapat protein
integral yang berfungsi sebagai reseptor untuk menerima sinyal dari lingkungan
sel.
5) Untuk interaksi interseluler. Protein - protein membran sel dan
glikoprotein sebagai perantara sel untuk berinteraksi dengan sel lain atau
dengan lingkungan luarnya.
6) Tempat aktivitas biokimiawi. Beberapa reaksi kimia dikatalisis oleh
protein integral membran yang berfungsi sebagai katalisator.
7) Untuk transduksi energi. Membran dalam (inner membrane) kloroplas
berfungsi untuk mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dalam proses
fotosintesis.
Semua membran
sel terdiri atas dua komponen utama, yaitu lemak (lipid) dan protein yang
terikat secara non kovalen dan tersusun dalam suatu struktur yang menyerupai
lembaran. Lembaran tersebut tersusun atas dua lapisan lemak yang dinamakan
lipid bilayer. sedangkan protein terletak di antara lemak atau di permukaan
lapisan lipid bilayer.
b. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel yang
dibungkus oleh membrane plasma. sitoplasma mengandung gula, asam amino,
lemak,ion-ion dan senyawa kimia lain yang digunakan untuk metabolisme sel. Di
dalam sitoplasma terdapat membran intrasel yang membungkus organel sel,
misalnya membran yang membungkus mitokrondria, kloroplas, lisosom, peroksisom,
retikulum endoplasma, dan badan Golgi. Bagian sitoplasma yang berada di antara
organel dinamakan sitosol. Volume sitosol lebih kurang 50% dari volume sel. Di
dalam sitosol juga terdapat protein dan enzim-enzim untuk reaksi kimia.
c. Mitokondria
Ukuran mitokondria bervariasi,
tetapi rata-rata ukuran diameternya antara 0,2 - 0,7 mikrometer (pm) dan
panjangnya antara 1 - 4 mikrometer. Ukuran mitokondria ini hampir sama dengan
ukuran bakteri yang menunjukkan salah satu bukti evolusi bahwa mitokondria
merupakan bakteri yang bersimbiosis dengan sel eukoriotik. Bentuk mitokondria
bervariasi, tergantung dari jenis selnya, misalnya pada sel-sel awal embrio,
bentuk mitokondrianya bulat atau oval, sedangkan pada sel-sel lain bentuknya
seperti gelendong dan ada juga yang berbentuk pipa. Karena ukurannya yang
relatif besat mitokondria dapat terlihat cukup jelas di bawah mikroskop cahaya.
Pada umumnya, mitokondria tersebar
secara acak di dalam sel dan cenderung berkumpul pada bagian sel yang banyak
memerlukan energi, misalnya di sekitar gelendong pembelahan, atau di sekitar
memmbran yang melakukan endositosis. Jumlah mitokondria di dalam sel bervariasi
tergantung dari jenis sel, spesies organisme, dan keadaan fisiologi sel. Selsel
yang metabolismenya aktif banyak mengandung mitokondria dibandingkan sel-sel
yang tidak aktif.
d. Retikulum
Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan bentukan membran yang sangat berlipat-lipat
membatasi suatu ruangan yang disebut lumen (sisterna). Antara lumen RE dengan
sitosol hanya dipisahkan oleh selapis membran sehingga memudahkan terjadinya
pertukaran zat antara lumen RE dengan sitosol. Berdasarkan ada tidaknya ribosom
yang menempel pada permukaan luar membran, RE dibedakan menjadi dua, yaitu
Retikulum Endoplasma Halus (Smooth Endoplasmic Reticulumi /SER) dan Retikulum
Endoplasma Kasar(Rough Endoplasmic Reticulum / RER). Pada RER permukaan luar
membrannya banyak ditempeli oleh ribosom.sebaliknya pada SER permukaan luar
membrannya tidak ditempeli oleh ribosom. RER banyak dijumpai pada sel-sel yang
aktif mensekresikan protein misalnya sel – sel pancreas, kelenjar ludah, dan
kelenjar lainnya.
e. Aparatus
Golgi atau Kompleks Golgi.
Aparatus
Golgi (AG) atau Kompleks Golgi pertama kali ditemukan oleh Camilio Golgi tahun
1898 di dalam sitoplasma sel saraf. AG dijumpai hampir pada semua sel tumbuhan
dan sel hewan.
Organel ini terdiri atas setumpuk saku-saku pipih yang masing-masing dibatasi
oleh selapis membian. Dengan menggunakan mikroskop elektron, tampak bahwa AG tersusun atas tiga bentukan membran,
yaitu:
1) kantung-kantung pipih yang disebut
sisterna atau sakulus, kantung – kantung pipih tersebut tersusun bertumpuk
membentuk diktiosom,
2) vesikel-vesikel kecil berdiameter
kurang lebih 50 mikrometer yang terletak pada sisi yang berbatasan dengan RE,
vesikel ini dinamakan vesikel tiansisi atau vesikel peralihan, fungsi vesikel
adalah membawa protein dan lipid dari RE ke AG dan dari sakulus satu ke sakulus
lainnya,
3) vesikel besar yang terletak
pada sisi yang berhadapan dengan membrane plasma, vesikel ini dinamakan vesikel
sekretori,vesikel sekretori adalah
membawa protein atau lipid yang telah mengalami Pemrosesan di dalam lumen
sakulus.
f. Lisosom
Lisosom pertama kali ditemukan pada tahun 1949 oleh De Duve di dalam serpihan
sel-sel hati. Organel ini berbentuk semacam kantung yang berisi enzim
hidrolitik. Selama masih terbungkus membran, enzim hidrolitik bersifat stabil.
Terdapat lebih kurang 40 macam enzim hidrolitik yang ditemukan di dalam
lisosom. Enzim-enzim tersebut meliputi protease,nuklease, glikosidase, lipase,
fosfolipase, fosfatase dan sulfatase. Enzim – enzim tersebut hanya akan dapat
bekerja optimal pada pH sekitar 5.membran lisosom mengandung protein transfer
untuk membawa hasil pencernaan ke sitosol. Membran lisosom tidak akan tercerna
oleh enzim yang dikandungnya sendiri karena kandungan karbohidrat yang tinggi
pada membrannva.
Lisosom tergolong
organel yang polimorfik karena memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi. Ada
empat macam bentuk lisosom, yaitu satu macam lisosom primer dan tiga macam
lisosom sekunder. Lisosom primer adalah lisosom yang baru terbentuk dari AG dan
belum berfusi (bergabung) dengan materi yang akan dicerna. Lisosom sekunder ada
tiga macam,yaiitu:
(1) heterofagosom,
merupakan gabungan antara lisosom primer dengan fagosom,
(2) Sitolisosom merupakan gabungan antara lisosom primer dengan autosom,
(2) Sitolisosom merupakan gabungan antara lisosom primer dengan autosom,
(
3) badan residu, adalah vakuola yang berisi sisa materi yang tidak tercerna
Fungsi utama lisosom adalah untuk
pencernaan intra sel. Materi yang dicerna oleh lisosom dapat berasal dari luar
sel atau dari dalam sel itu sendiri. Materi dari luar sel masuk ke dalam
sitoplasma melalui pinositosis dan fagositosis. Pencernaan intra sel selalu
terjadi di dalam lisosom, enzim, hidorolitik tidak pernah keluar dari dalam
lisosom sehinggan pencernaan berlangsung optimal.
h. Ribosom
Ribosom merupakan salah satu organel tidak bermembran yang ditemukan pada semua
sel, baik sel prokariotik maupun eukariotik. Pada eukariotik , organel ini
terdapat pada sitoplasma, menempel pada permukaan luar retikulum endoplasma,
didalam metriks mitokondria dan didalam stroma kloroplas.
Ribosom terdiri atas dua sub unit
yaitu sub unit besar darn sub unit kecil. Kedua sub unit ini akan berfusi jika
proses trnaslasi berlangsung.Sub unit ribosom dinyatakan dengan satuan S
(Svedberg) yang merupakan nama penemunya, satuan ini menunjukkan kecepatan
pengendapan pada saat sub unit tersebut disentrifugasi, misalnya sub unit kecil
dan sub unit besar ribosom pada eukariotik adalah 40S dan 60s. Komponen
penyusun besar ribosom terdiri atas protein ribosom dan ARN ribosom (ARN-r).
Protein ribosom disintesis oleh bebas yang terdapat di dalam sitoplasma,
sedangkan ARN-r ditranskripsi di dalam anak inti
(nukleous).
i. Sitoskeleton
Di dalam sitosol juga ditemukan
adanya sitoskeleton yang tersusun atas mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen
intermediat. Sitoskeleton berfungsi untuk menyokong bentuk sel dan memungkin
terjadinya gerakan-gerakan organel di dalam sitoplasma. Mikrotubulus ada yang
Ietaknya terbenam di dalam sitosol, dinamakan mikrotubulus sitoplasmik dan ada
juga yang berfungsi sebagai penyusun organel , sepe'rti silia, flagela,
dan sentriol. Mikrofilamen merupa kan protein konEaktil yang berfr-rngsi
untuk pergerakan di dalam sitoplasma, misalnya aliran sitoplasma cii clalanr
sel tumbuhan dan gerak amoeboid pada leukosit.
dan sentriol. Mikrofilamen merupa kan protein konEaktil yang berfr-rngsi
untuk pergerakan di dalam sitoplasma, misalnya aliran sitoplasma cii clalanr
sel tumbuhan dan gerak amoeboid pada leukosit.
1) Mikrotubulus
Mikrotubulus tersusun atas molekul
protein tubulin. Ada dua jenis protein tubulin penyusun tubulin, yaitu
tubulin α dan tubulin β. Setiap mikrotubulus tersusun atas 13 protofilamen
yang tersusun paralel mengelilingi suatu sumbu. Ada dua macam mikrotubulus di
dalam sel yang dibedakan atas stabilitasnya, yaitu mikrotubulus stabil dan
mikrotubulus labil. Contoh mikrotulus stabil adalah pembentuk silia dan
flagela. Sedangkan mikrotubulus labil contohnva mikrotubulus pembentuk
gelendong pembelahan.
Mikrotubulus sitoplasmik didalam sel berfungsi sebagi keranga dalam yang
menetukan bentuk sel dan untuk transfer molekul di dalam sel. Mikrotubulus ini
berbentuk serabut tunggal dengan diameter lebih kurang 25 nanometer. Beberapa
organel yang tersusun dari mikrotubulus adalah sentriol, silia dan flagella.
2) Mikrofilamen
Mikrofilamen
biasanya banyak terdistribusi dibawah permukaan membrane plasma. Panjang
mikrofilamen bervariasi, dengan diameter lebih kurang 7 µm. Mikrofilamen
tersusun atas protein, terutama aktin dan miosin. Hampir semua jenis sel hewan
mengandung aktin. Aktin dan miosin banyak ditemukan terutama pada sel otot,
dengan komposisi miosin yang lebih sedikit dibandingkan aktin. Kedua jenis
protein ini berperan untuk pergerakan, misalnya aliran sitoplasma pada sel
tumbuhan (siklosis), dan gerak amoeboid pada Protozoa.
3). Filamen lntermediet
Filamen intermediet memiliki diameter
antara 8-10 pm, berbentuk pembuluh, tersusun atas 4-5 protofilamen yang
tersusun melingkar, bersifat liat, stabil, dan tersusun atas protein fibrosa.
Sebagaian besar filamen intermediet berfungsi untuk menyokong sel dan inti sel.
Letak filamen inibiasanya terpusat disekitar inti. Pada sel epitel, filamen
intermediet membentuk anyaman yang berfungsi untuk menahan tekanan dari luar.
j. Inti Sel
(Nucleus)
Pada sel eukariotik, materi intinya telah diselubungi
oleh suatu membran dan membentuk struktur inti sel atau nukleus. Bagian –bagian
yang menyusun inti sel antara lain adalah membran inti, pori membran,matriks
inti sel (matriks), kromatin atau kromosom, dan anak inti (nukleolus).
Pada umumnya, inti sel berbentuk
bulat, tetapi ada juga yang bentuknya seperti gelendong. Sel eukariotik umumnya
memiliki satu inti sel, tetapi ada juga beberapa jenis sel yang memiliki inti
lebih dari satu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adpaun kesimpulan yang dapat ditarik sesui tujuan
penulisan makalah adalah sebagai berikut:
Tabel
perbedaan struktur sel prokariotik dans eukariotik.
Struktur
|
Prokariotik
|
Eukariotik
|
Membran
nukleus
|
-
|
+
|
Membran
plastida
|
-
|
+
|
Nukleus
|
-
|
+
|
Nukleolus
|
-
|
+
|
Plastida
|
-
|
+/-
|
Mitokondria
|
-
|
+
|
Badan
golgi
|
-
|
+
|
Kromosom
|
+
(tunggal)
|
+ (ganda)
|
DNA
|
+
(telanjang)
|
+ (dengan
protein)
|
RNA
|
+
|
+
|
Histon
|
-
|
+
|
Pigmen
|
+
|
+
|
Pembelahan
|
amitosis
|
Mitosis/meiosis
|
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah agar pembaca
dapat mengambil segala manfaat dari makalah ini dan digunakan sebaik-baiknya
demi kepentingan pendidikan.